Tuesday, 31 March 2015

Prinsip – Prinsip Green Building


green_building_1
Bagaimana menerapkan prinsip green building dengan cermat meliputi bentuk, desain, penggunaan energi, sustainabilitas, dan spesifikasi material yang ramah lingkungan.
Prinsip – prinsip green building penting untuk diterapkan dalam proses mendesain, konstruksi, hingga mendekorasi bangunan. Dengan tingginya biaya yang dikeluarkan ketika kita mengkonsumsi energi, plus menipisnya cadangan energi yang tak terbarukan, maka mengaplikasikan prinsip green building bisa membantu mengatasi masalah keterbatasan energi ini.
Green building bisa membantu kita menekan konsumsi energi dan bahkan membantu menciptakan energi. Bangunan yang baik sangat tergantung dari bentuk, desain, penggunaan energi, dan spesifikasi material yang ramah lingkungan. Faktor – faktor di bawah ini dapat turut membantu Anda merealisasikan prinsip green building dengan cermat.
Passive Solar Design
Passive solar design merupakan mekanisme untuk memaksimalkan potensi sinar matahari pada bangunan untuk menciptakan suhu panas maupun dingin dalam ruangan tanpa tergantung sistem mekanis. Orientasi bangunan, bentuk bangunan, lokasi, ukuran pintu dan jendela, dan isolasi turut menentukan kesuksesan dalam menerapkan passive solar design.
Efisiensi Energi
Prinsip green building yang diterapkan pada sistem mekanik, elektrik, dan pencahayaan dalam bangunan mampu mengurangi penggunaan energi, sekaligus turut mengurangi biaya tagihan listrik. Penggunaan lampu hemat energi seperti  fluorescent dan LEDmerupakan salah satu contohnya. Meski harganya cukup mahal, namun lampu ini menggunakan lebih sedikit energi listrik dan mampu bertahan lebih lama dibandingkan pencahayaan lain.
Efisiensi Air
Sebuah bangunan yang mengacu pada prinsip green building semestinya melakukan efisiensi dalam penggunaan air, misalnya dengan menginstall sistem plumbing yang mampu menghemat air seperti toilet dan keran dengan aliran rendah (low-flow) yang mampu menghemat konsumsi air secara signifikan. Cara lainnya dengan membuat penampung atau tadah hujan di sekitar rumah, dan menanam tanaman yang tidak memerlukan banyak air, sehingga mengurangi intensitas kita dalam menyiram tanaman.
Memaksimalkan kualitas udara indoor
Memaksimalkan dan meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan adalah prinsip green building yang tak kalah penting untuk diwujudkan, terutama untuk bangunan di mana banyak aktifitas di dalamnya, seperti rumah maupun kantor. Minimalkan atau hindarkan penggunaan material VOC (volatile organic compound) untuk mengurangi bau yang tersebar ke seluruh ruangan.
Pengaruh terhadap lingkungan
Untuk mewujudkan green building, seorang arsitek mesti memperhatikan dampak lingkungan dari sebuah bangunan. Struktur aksitektural sebuah bangunan mesti diintegrasikan dengan baik dengan lingkungan sekitarnya, sekaligus mempertimbangkan karakter lokal di mana bangunan tersebut didirikan. Sebuah bangunan yang baru mesti memperhatikan kawasan sekitarnya, jangan sampai keberadaanya justru merusak atau mengganggu keseimbangan yang sudah tercipta di suatu area.
Sense of place
Rumah atau jenis bangunan lain jika ingin mengikuti prinsip green building harus bisa menciptakan identitas atau sense of place. Keberadaan ruang – ruang di sekitar bangunan mesti diperhatikan selama proses pembangunan.
Sustainabilitas
Bangunan yang baik dan green harus mengaplikasikan konstruksi yang dibuat dengan mempertimbangkan prinsip sustainabilitas bangunan. Prinsip ini menekankan pada pengurangan konsumsi energi, dan melibatkan unsur alam dan ekologi ke dalam perencanaan bangunan. Bangunan yang sustainable harus mempertimbangkan keberlangsungan dan keselarasan lingkungan untuk generasi di masa depan.
green_building_2
Solar Panel – Salah Satu Elemen Green Building
Problem – problem dalam menerapkan prinsip green building
Mengaplikasikan prinsip green building adalah hal baik untuk membuat bangunan lebih ramah lingkungan. Sayangnya, banyak developer masih enggan menerapkan prinsip ini lebih lanjut karena adanya problem – problem yang ditemui dalam mengimplementasikan prinsip ini, antara lain:
  1. Besarnya biaya awal
Salah satu kekurangan green building adalah tingginya biaya awal untuk membangun bangunan dengan menerapkan prinsip green building seutuhnya. Bahan bangunan yang ramah lingkungan sangat sulit ditemui. Kalaupun ada, lokasinya cukup jauh, sehingga harga bahan bangunan tersebut menjadi sangat tinggi dibandingkan bangunan standar.
  1. Ketersediaan material
Material yang ramah lingkungan biasanya diproduksi di kota – kota besar, dan mungkin di area lain, material ini jarang ditemui. Beberapa material hanya tersedia melalui pemesanan di internet dan jumlahnya terbatas serta lokasi produksinya cukup jauh. Maka, Anda perlu menyiapkan biaya lebih untuk membawa dan material tersebut ke lokasi pendirian bangunan.
  1. Lokasi yang pas
Mencari lokasi yang benar – benar pas dengan prinsip green building tentu bukan perkara mudah, mengingat keterbatasan lahan terutama di kota besar. Selain itu, lokasi yang sesuai prinsip green building kadang memiliki harga tanah yang selangit.
Jika kita telah menentukan lokasi yang pas untuk pembangunan, kadang kita masih harus dihadapkan pada aturan bahwa teknik konstruksi tertentu tidak boleh diaplikasikan di lokasi tersebut. Misalnya, untuk area yang lembab, konstruksi bangunan straw bale constructiontidak dianjurkan untuk diterapkan.
  1. Keterbatasan waktu
Prinsip green building mengharuskan pengembang atau kontraktor menggunakan material daur ulang. Namun, karena keterbatasan waktu dan deadline proyek, hal ini kadang gagal diwujudkan karena mencari material daur ulang akan membutuhkan waktu tambahan, akibatnya proses pembangunan pun akan molor dari jadwal.
Selamat mencoba :)

sumber : http://architectaria.com/ 

Tips Memilih Bahan Bangunan dalam Membangun Rumah Minimalis Modern 2 Lantai

tips memilih bahan bangunan, bahan bangunan rumah minimalis, bahan bangunan rumah murah, bahan bangunan rumah sederhana, bahan bangunan material murah, bahan material bangunan ramah lingkungan, bahan material bangunan yang ramah lingkungan, bahan material bangunan modern, toko bahan bangunan material, bahan bangunan material bangunan
Semen merupakan jenis bahan bangunan material rumah yang paling sering digunakan, bahan bangunan material ini digunakan untuk membuat sebuah pondasi. Selain kayu, logam dan besi, semen merupakan elemen yang sebenarnya tidak bisa ditinggal.
Saat ini, banyak sekali jenis semen yang beredar di pasaran toko bahan bangunan material. Namun, banyak sekali dari orang–orang yang tidak tahu cara memilih semen yang baik. Semen yang baik adalah semen yang bisa menghasilkan bangunan rumah minimalis yang berkualitas dan juga bagus. Yang paling penting saat pembelian semen itu adalah dengan mencoba kelunakan dan kelembutan semen dengan menekannya meski masih berada dalam kemasannya. Jika semen yang di tekan dari luar kemasan terasa keras, itu tandanya semen sudah terlalu lama disimpan dan sudah tidak dalam kondisi yang bagus lagi.
Lalu semen yang baik juga akan terlihat ketika sudah dikeluarkan dari kemasannya. Semen yang baik kualitasnya, adalah semen yang seluruh butirannya bisa terurai dan nampak lembut seperti debu, juga tidak menggumpal. Tapi jika semen tersebut mulai menggumpal dan terlihat kasar, maka kualitasnya sudah pasti berkurang. Apalagi jika sudah terlihat mengeras dan membatu seperti kerikil.
Kemudian setelah tahu dan mendapatkan semen yang baik, tentu kita harus tahu cara menyimpan semen yang baik agar tidak turun kualitas semennya. Karena jika terjadi salah–salah dalam menyimpan semen, bisa membuat semen menjadi rusak dan juga mengeras. Kita tentu tidak ingin hal itu terjadi bukan? Oleh karena itu, ada sedikit cara untuk menyiasati agar hal tersebut tidak terjadi.
Material bahan bangunan semen yang sudah dibuka atau yang belum dibuka harus disimpan dalam ruangan yang tertutup atau minimal terlindung dari sinar matahari dan hujan. Selain itu, kita juga harus memperhatikan permukaan lantainya. Sebaiknya, kita menyimpannya di permukaan lantai yang datar dan tidak berupa tanah.
Dan untuk semen yang belum dibuka dari kemasannya, kita bisa menggunakan kayu sebagai wadah landasan. Jadi, semen tidak langsung diletakkan pada lantai. Dan metode ini tentu memiliki tujuan. Jika terjadi penguapan air dan pengembunan didalam tanah atau dibawah lantai maka tidak akan langsung terkena semen. Otomatis, semen akan terhindar dari kerusakan. Jika semen yang disimpan dalam jumlah yang banyak, maka bisa disimpan dengan menggunakan konsep susunan batu bata. Saling berjajar, namun pada bagian atasnya diletakkan dalam posisi yang saling menyilang. Hal ini untuk menghindari susunan kemasan semen agar tidak bisa jatuh dan tumpah. Selain itu, tujuan menyimpan semen dengan metode ini adalah agar semen bisa mendapatkan celah atau ruang untuk mendapatkan udara dan terhindar dari penggumpalan.
Dan dari keadaan yang disimpan, untuk menggunakan semen haruslah diambil dari stok pertama atau dari tumpukan pertama (bawah). Hal ini dilakukan agar menghindari penggumpalan pada semen karena disimpan terlalu lama. Dalam penyimpanan semen, hal yang harus diperhatikan juga adalah kebersihan dari tempat penyimpanan. Tempat yang lembap bisa membuat semen cepat menggumpal dan mengeras jauh lebih cepat. Begitu pula dengan dengan sirkulasi udara yang pengap, hal itu bisa menimbulkan masalah yang sama. Namun, jika tidak terdapat tempat penyimpanan di dalam ruangan atau seperti gudang untuk menyimpan semen, maka sebaiknya gunakan tempat yang teduh dan lindungi dari sinar matahari. Untuk perlindungan lebih maksimal, kita bisa gunakan kain terpal.
Semoga tips memilih bahan bangunan khususnya semen bisa bermanfaat untuk Anda!

sumber : http://www.sementigaroda.com/

Hamsa Online

Hamsa Online